Daftar Isi
Halaman Judul………………………………………………………………………….
Kata Pengantar
.......................................................................................................
Daftar Isi
..............................................................................................
BAB 1 : Pendahuluan
A. Latar Belakang
...............................................................................................
B. Rumusan
Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………..
BAB 2 : Pembahasan
A. Pengertian Globalisasi dan Pertahanan
Keamanan Nasional RI ……………………………
B. Aspek-aspek yang Mempengaruhi
Pertahanan Keamanan Nasional Terhadap Globalisasi RI...
C. Ciri-ciri adanya Fenomena
Globalisasi…………………………………………………………
D. Faktor-faktor Terjadinya Globalisasi…………………………………………………………...
E. Dampak Globalisasi Terhadap Pertahanan Keamanan Nasional RI……………………………
F. Tantangan Globalisasi Terhadap Pertahanan Keamanan Nasional
RI………………………….
BAB 3 : Penutup
A. Kesimpulan
......................................................................................................
B. Saran
................................................................................................................
Daftar Pustaka
.......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi
adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa
di seluruh dunia.
Sebagai
proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar
bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin
dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain. Teknologi informasi
dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.Dewasa ini,
perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai
bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.
Oleh
karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan
mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa Pengertian Globalisasi dan
Pertahanan Keamanan Nasional RI?
2. Bagaimana Aspek-aspek yang
Mempengaruhi Pertahanan Keamanan Nasional Terhadap Globalisasi RI?
3. Apa saja Ciri-ciri adanya Fenomena
Globalisasi ?
4. Bagaimana Faktor-faktor Terjadinya
Globalisasi ?
5. Bagaimana Dampak Globalisasi
Terhadap Pertahanan Keamanan Nasional RI ?
6. Apa saja Tantangan Globalisasi
Terhadap Pertahanan Keamanan Nasional RI ?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui Pengertian Globalisasi dan Pertahanan Keamanan
Nasional RI
2. Menyebutkan Aspek-aspek yang
Mempengaruhi Pertahanan Keamanan Nasional RI Terhadap Globalisasi
3. Menyebutkan Ciri-ciri adanya
Fenomena Globalisasi
4. Menjelaskan Faktor-faktor Terjadinya
Globalisasi
5. Menjelaskan Dampak Globalisasi
Terhadap Pertahanan Keamanan RI
6.
Menjelaskan Tantangan Globalisasi Terhadap Pertahanan
Keamanan Nasional RI
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Globalisasi dan Pertahanan Keamanan Nasional Republik
Indonesia
Globalisasi
adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi biasa. Globalisasi memang
memiliki sifat mengancam yang menakutkan. Dua kali perang dunia pada abad lalu
dipicu oleh persaingan global untuk memperebutkan sumber daya ekonomi.
Contoh
paling mutakhir: pendudukan Amerika Serikat atas Irak yang telah berlangsung 4
tahun juga menunjukkan hal yang sama meskipun dibungkus dengan berbagai
argumen. Pengaruh asing dapat dianalogikan sebagai virus yang menakutkan, namun
selama ketahanan nasional sebagai sistem kekebalan tubuh cukup kuat, virus
tersebut seharusnya tidak menjadi kekuatan yang mengancam. Polemik dan retorika
tidak membantu menciptakan daya saing yang diperlukan untuk terwujudnya
Kebangkitan Nasional.
Ketahanan
nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan,baik dari luar
negeri maupun dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan
dalam mengejartujuan nasional Indonesia (Suradinata, 2005:47). Beberapa bentuk
ancaman tersebut menurut doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) meliputi:
1. Ancaman di Dalam Negeri
Internal
kebangsaan, ancaman dalam negeri menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa
Indonesia dalam mengukuhkan ketahanan nasional bangsa Indonesia dalam berbagai
kondisi ancaman yang berasal dari dalam negeri. Ancaman ini bisa berupa
pemberontakan, subversi, kudeta, atau apa pun namanya yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat Indonesia.
2. Ancaman dari luar
Dalam
bentuk fisiknya, ancaman seperti ini dapat kita jumpai dalam beberapa istilah
di bawah ini yang sangat akrab di telinga kita, antara lain: infiltrasi,
subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta
invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri. Namun, dalam
bentuk non-fisiknya ancaman seperti ini jauh lebih berbahaya dari sekedar
perang fisik. Ia bisa berwujusd perang pemikiran, propaganda global, pelemehan
sistem – sistem kehidupan yang bersentuhan dengan sensitifitas agama, ras,
budaya, dll. Hal ini jika tidak disadari dan dibiarkan berlarut – larut akan
memicu kemerosotan suatu bangsa. Dimulai dsari kemerosotan finansial, hingga
kemerosotan moral. Akhirnya, jatah sebuah peradaban tersebut untuk tetap eksis
dalam kancah dunia tinggal menghitung hari saja.
2.
Aspek-aspek yang
Mempengaruhi Pertahanan Keamanan Nasional RI Terhadap Globalisasi
Saat
ini, bangsa Indonesia masih berada dalam perkembangan ekonomi yang sampai
sekarang belum pulih dari krisis. Dan negara ini akan goyah lagi apabila
dihantam oleh globalisasi jika kemampuan, produktivitas masyarakat tidak
ditingkatkan sesuai dengan kemampuan bangsa lain, sehingga bisa bersaing di
dalam pasar globalisasi. Sebagai upaya untuk mengatasi tantangan masa depan
bangsa ini maka kita sebagai bangsa yang besar memerlukan pemimpin yang
memiliki wawasan ketahanan yang luas. Karena era globaslisai akan mempengaruhi
masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Aspek
pertama, sosial-politik yang juga akan terpengaruh globalisasi. Keadaan sosial
politik bangsa akan berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh dunia luar dan bisa
merubah paham dan asas yang sudah dianut. Ini akan melemahkan Ketahanan
Nasional Indonesia dan menurukan wibawa bangsa di mata bangsa lain. Aspek
kedua, dalam kehidupan tatanan nasional akan dipengaruhi secara langsung juga
dengan globalisasi. Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan dari pemerintah
hasil pemilu presiden 2004 untuk dapat mengatasinya. Aspek ketiga, apabila
kebijakan-kebijakan pemerintah salah maka globalisasi akan memperlemah
Ketahanan Nasional. Pemerintah diharuskan mengambil langkah dan kebijakan untuk
mengaantisipasi gelombang globalisasi di masa mendatang.
Aspek-aspek dalam Pertahanan
Keamanan Nasional RI dalam Mengatasi Globalisasi
1. Aspek-aspek yang dikedepankan dalam ketahanan
nasional dalam ini meliputi:
a.
Kemampuan dan kekuatan untuk mempertahankan kelangsungan
hidup (survival, identitas dan integritas bangsa dan negara),
b. Kemampuan dan kekuatan untuk
mengembangkan kehidupan bernegara dan berbangsa dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan nasional.
c.
Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara
merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga
merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan
nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan nasional dan
merupakan landasan ketahanan nasional.
Ketahanan
nasional memiliki beberapa sifat yang melandasinya untuk tetap memberikan
kontribusi konstruktif bagi Indonesia. Sifat-sifat tersebut antara lain
tercermin dari beberapa hal di bawah ini, antara lain:
a)
Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada
kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung
prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan
kepribadian bangsa.
b) Dinamis, artinya ketahanan nasional
tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat ataupun menurun bergantung pada
situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya.
c) Manunggal, artinya ketahanan
nasional memiliki sifat integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan
perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
d) Wibawa, artinya ketahanan nasional
sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan
nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya
tangkal suatu negara.
e)
Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional
Indoneisa tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak
mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat
konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada
kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
2. Esensi Nasionalisme Indonesia
yang harus Dipertahankan
Sesungguhnya
nilai-nilai nasionalisme (faham tentang kebangsaan) itu bersumber dari
sosio-kultural bangsa dan bumi Indonesia. Sekalipun akan mengalami interaksi
dengan dunia luar dalam era globalisasi, tetapi hakekatnya tidak boleh berubah.
Seperti halnya nilai-nilai Pancasila sebagai esensi pertama, secara intrinsik
tidak akan berubah, apalagi hal itu memiliki nilai-nilai mendasar dan sebagai
“way of life” bangsa Indonesia, serta sebagai dasar Negara Republik Indonesia
akan tetap dapat dipertahankan. Sekalipun saat ini mengalami pasang surut dan
mungkin sedikit “memudar” sifatnya tentu sementara. Esensi kedua adalah UUD’ 45
sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, akan tetap menjadi kaidah
utama. Kita sadari dan di implementasi-kan bahwa untuk menata negara dan
masyarakat diperlukan berbagai undang-undang dan peraturan yang tentunya harus
bersumber pada Undang-Undang Dasar ini. Faham kebangsaan kita menyadari dengan
sepenuhnya, bahwa semua tata kehidupan bangsa, harus telah tertuang dan teratur
didalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar tersebut. Hal ini sekaligus merupakan
komitmen kita bersama dalam mendirikan Negara Republik Indonesia.
Esensi
ketiga adalah Rasa cinta tanah air dan rela berkorban. Sebagai bangsa yang
merdeka karena perjuangan melawan penjajah dan telah mengorbankan jiwa raga
beribu-ribu pahlawan bangsa, maka rasa kebangsaan kita harus dilandasi oleh
tekad dan semangat terus berupaya mencintai tanah air Indonesia dengan segala isi
yang terkandung didalamnya sepanjang masa. Karena hanya dengan rasa cinta tanah
air, bangsa ini akan tetap utuh dan akan rela berkorban pula bagi kejayaan
bangsa dan Negaranya. Sekalipun “hujan emas” di negeri orang tentu tidak
seindah hidup di negeri sendiri, walaupun serba menghadapi kesulitan dan
kemiskinan.
Esensi
keempat adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa didalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hal ini yang sekarang terkoyak-koyak dan nyaris menghadapi
disintegrasi. Pengaruh globalisasi sangat besar, eforia-reformasi, telah
membuat bangsa Indonesia hampir-hampir kehilangan arah dan tujuan. Ide
sparatisme dan upaya-upaya memisahkan diri dari NKRI oleh beberapa daerah,
adalah contoh nyata yang perlu kita cegah. Kalau ide tersebut dibiarkan
berkembang maka Negara Kesatuan Republik Indonesia mengalami ancaman yang
serius. Sudah tentu hal tersebut mengingkari akar nilai-nilai persatuan dan
kesatuan, yang telah dirintis oleh para pendahulu Republik ini.
Esensi
kelima tentang wawasan kebangsaan yang bersumber dari wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional hendaknya terus dapat melekat pada hati dan dihayati
sepenuhnya oleh warga Negara Indonesia, sehingga tertanam pola pikir, pola
sikap dan pola tindak yang sarwa Nusantara, merangkul semua kepentingan dan
mengarahkan pada cita-cita dan tujuan pembangunan Nasional. Yang keenam adalah
disiplin nasional. Bangsa yang ingin maju dan mandiri harus memiliki disiplin
nasional yang tinggi. Nasionalisme berakar pula pada budaya disiplin bangsa
tersebut. Justru antara disiplin nasional dan nasionalisme, merupakan dua sisi
mata uang yang saling berpengaruh. Makna dan esensi disiplin nasional akan
terlihat pada disiplin para penyelenggara Negara, tertib dan lancarnya
pelayanan masyarakat, serta dalam berbagai kehidupan sehari-hari.
3. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi
Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah-langkah
untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu :
1) Menumbuhkan semangat nasionalisme yang
tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2) Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3) Menanamkan dan melaksanakan ajaran
agama dengan sebaik- baiknya.
4) Mewujudkan supremasi hukum,
menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil-
adilnya.
5) Selektif terhadap pengaruh
globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
3.
Ciri-ciri
adanya Fenomena Globalisasi
Beberapa
ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi didunia
diantaranya sebagai berikut.
a.
Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan
barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara
melalui pergerakan massa semacam turis memungkinkan kita merasakan banyak hal
dari budaya yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan dan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multi internasional, dominasi organisasi semacam World Trade Organization.
c. Peningkatan interaksi kultural
melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi
berita dan olahraga international). Saat ini, kita dapat mengkonsumsi dan
mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang meintas beraneka
ragam budaya, misalnya dalam bidang fasion, literatur, dan makanan.
d. Meningkatkan masalah bersama,
misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional,
dan lain-lain. Globalisasi terjadi melalui berbagai saluran, di antaranya:
1) Lembaga pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
2) Lembaga keagamaan;
3) Indutri internasional dan lembaga
perdagangan;
4) Wisata mancanegara;
5) Saluran komunikasi dan telekomunikasi
internasional;
6) Lembaga internasional yang mengatur
peraturan internasional; dan
7) Lembaga kenegaraan seperti hubungan
diplomatik dan konsuler.
4.
Faktor-faktor
Terjadinya Globalisasi
1.
Kemajuan IPTEK terutama dalam bidang informasi dan
inovasi-inovasi baru di dalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.
2. Perdagangan bebas yang ditunjang
oleh kemajuan IPTEK.
3.
Kerjasama regional dan internasional yang telah menyatukan
kehidupan berusaha dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara.
Meningkatnya
kesadaran terhadap hak-hak asasi manusai serta kewajiban manusia di dalam
kehidupan bersama, dan sejalan dengan itu semakin meningkatnya kesadaran
bersama dalam alam demokrasi. (H.A.R. Tilaar, 1997).
5.
Dampak
Globalisasi Terhadap Pertahanan Keamanan Nasional RI
Kekuatan
globalisasi menurut analisis para ahli pada umumnya bertumpu kepada 4 kekuatan
global, yaitu dampak globalisasi terbagi 2 yaitu:
1. Dampak Positif
2. dampak negatif
1) Dampak Positif Globalisasi
a. Globalisasi Ekonomi
Terbukanya
pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa
negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa
yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
b. Globalisasi Sosial Budaya
Dalam
globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti
etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju
untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
2) Dampak Negatif Globalisasi
a. Ideologi Bangsa
Globalisasi
mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan
dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang
b. Aspek Ekonomi
Dalam
aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa
cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
Dampak
Globalisasi terhadap Kehidupan Bangsa RI
Dari
aspek ideologi, Pancasila yang merupakan “way of life” bangsa Indonesia saat
ini menghadapi tantangan serius, bukan saja orang enggan bicara tentang
Pancasila, tetapi justru nilai-nilai yang terkandung didalamnya nyaris tidak
lagi dihayati dan diamalkan. Mungkin hal ini adalah akibat dan sikap traumatis
dari pengalaman masa lalu, atau dapat pula karena terlahir generasi baru yang
telah menganggap bahwa Pancasila sudah tidak bermakna lagi.
Distorsi
pemahaman dan implementasi yang terjadi saat ini, dapat kita amati fenomenanya
antara lain :
Ø Terjadinya kemerosotan (dekadensi)
moral, watak, mental dan perilaku/ etika hidup bermasyarakat dan berbangsa
terutama pada generasi muda.
Ø Gaya hidup yang Hedonistik,
materialistik konsumtif dan cenderung melahirkan sifat ketamakan atau
keserakahan, serta mengarah pada sifat dan sikap individualistik.
Ø Timbulnya gejala politik yang
berorientasi kepada kekuatan, kekuasaan dan kekerasan, sehingga hukum sulit
ditegakkan.
Ø Persepsi yang dangkal, wawasan yang
sempit, beda pendapat yang berujung bermusuhan, anti terhadap kritik serta
sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung anarkhis.
Ø Birokrasi pemerintahan terlihat
semakin arogan berlebihan, cenderung KKN dan sukar menempatkan diri sebagai
pelayan masyarakat. Pemberan-tasan korupsi yang berakar pada birokrasi ini yang
terasakan amat sulit karena telah membudaya.
Indonesia
beberapa kali pernah menelurkan gagasan-gagasan besar sebagai jawaban atas
tantangan globalisasi. Indonesia merupakan negara pertama yang memproklamasikan
kemerdekaannya setelah Perang Dunia kedua berakhir dan merupakan penggagas
berdirinya Gerakan Non Blok pada masa perang dingin. Indonesia juga merupakan
penggagas sistem bagi hasil dalam industri minyak dan gas sebagai alternatif
terhadap sistem konsesi yang dianggap sebagai bentuk kolonialisme baru.
Kelemahan-kelemahan
yang terjadi dalam implementasi gagasan-gagasan besar tersebut seharusnya dapat
menjadi pemacu semangat dalam melakukan perencanaan strategi dan konsolidasi
yang lebih baik dalam peningkatan kemampuan untuk menghadapi tantangan
globalisasi. Dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman
untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang
adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan
bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari
dalam.
6.
Tantangan Globalisasi Terhadap Pertahanan Keamanan Nasional
RI
1)
Konsepsi Ketahanan Nasional. Konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh.
2) Ekonomi kerakyatan harus menghindari
sistem monopoli ekonomi. Sehingga terciptanya system ekonomi yang bebas dan
tidak di monopoli oleh pihak-pihak tertentu.
3)
Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah
air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan
seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan
kebudayaan nasional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nasionalisme bangsa Indonesia belum
memudar, sekalipun saat ini didera oleh pengaruh globalisasi dan liberalisasi
serta proses demokratisasi. Tantangan baru ini harus dihadapi dengan serius dan
optimisme, bilamana tidak di pupuk kembali dan tidak mendapat dorongan semangat
baru oleh para pemimpin bangsa ini, maka tidak mustahil faham tentang
kebangsaan ini akan tersapu oleh peradaban baru yang sangat bertentangan dengan
nilai-nilai luhur sosio-kultural bangsa kita. Adapun kesimpulan yang dapat kita
ambil dari pembahasan ini antara lain adalah:
a) Pengembangan illmu pengetahuan dan
teknologi dalam ilmu komunikasi dapat meningkatkan ketahanan nasional, yang
dengan adanya komunikasi semua informasi yang ada diseluruh nasional agar dapat
menciptakan keharmonisan dan keselarasan dalam berbangsa dan bernegara.
b) Dalam era globalisasi ini dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dapat menyebabkan
persoalan-persoalan mendasar yaitu “apakah kita bisa menyaring informasi yang
kita terima dari seluruh dunia”.
c) Globalisasi, keterbukaan dan
ketahanan informasi dapat menguji ketahanan nasional kita dalam upaya tetap
mempertahankan jati diri dan kepribadian bangsa.
B. Saran
Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang
pertahanan keamanan. Isu yang dihembuskan oleh negara-negara dunia pertama
(amerika serikat dan sekutunya) sekaran dibidang ini adalah terorisme global.Sementara
pengertian terorisme ini sampai sekarang belum ada kesamaan pandangan antar
negara satu dengan lainnya didunia. Oleh karena itu lantas ditafsirkan menurut
negara berikut kepentingannya masing-masing.
Do you understand there's a 12 word phrase you can speak to your partner... that will trigger intense feelings of love and instinctual attractiveness to you deep inside his heart?
BalasHapusThat's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's instinct to love, admire and guard you with his entire heart...
12 Words That Trigger A Man's Love Response
This instinct is so built-in to a man's mind that it will drive him to try harder than ever before to build your relationship stronger.
As a matter of fact, fueling this mighty instinct is so important to achieving the best ever relationship with your man that once you send your man one of the "Secret Signals"...
...You will instantly find him open his soul and mind for you in a way he never experienced before and he'll see you as the only woman in the world who has ever truly fascinated him.